HALOPADANG.ID — Konsultan Independen Genetika Molekuler dengan Postdoctoral dari Harvard Medical School, Dr Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengatakan tak salah jika masyarakat menganggap virus corona tidak ada.
“Karena masalahnya sekitar 100 orang yang terinfeksi, itu 80% tidak bergejala atau bergejala ringan. Padahal sudah terinfeksi. Kalau ketemu orang merasa tidak apa-apa, padahal secara statistik sulit melihatnya,” ujarnya saat webinar “Covid-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia” di Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Dia juga mengatakan bagaimana ada sebagian orang yang beranggapan bahwa virus ini hanya ulah media yang terlalu membesar-besarkan. Padahal, dibanding dengan SARS dan MERS, virus corona memakan korban cukup banyak.
“Virus ini menyerang paru, tapi sebenarnya dia menyerang cukup banyak organ,” katanya lagi.
Dia menambahkan, dibanding dengan penyakit lainnya seperti kanker, dan penyakit lainnya jumlah virus corona memang lebih kecil. Namun ada hal yang harus diwaspadai apabila penyakit ini menyerang orang banyak dalam satu waktu.
“Masalahnya, ketika sakitnya bareng, bisa melumpuhkan fasilitas kesehatan, ini yang berbahaya,” tegasnya lagi.
Komunikasi yang baik dan tepat adalah kunci bagaimana memberikan edukasi ke masyarakat. Namun, komunikasi yang baik menurutnya bukan dengan cara menakut-nakuti.
“Karena kalau misal masyarakat salah paham, kalau informasi saya berikan dampaknya apa ini harus dipikirkan. Kalau siap membuka ekonomi harus siap plan a b dan c. lalu tes tepat,” ujarnya.
Terakhir adalah dengan anjuran yang cukup. Dalam hal ini harus dilihat kenapa masyarakat tidak mau menurut pada apa yang ditetapkan. Dia memberi contoh, bagaimana pekerja harian yang enggan dilakukan tes. Sebab, saat dilakukan penelusuran dan hasilnya positif, selanjutnya harus isolasi.
“Isolasi 2 minggu, untuk bisa hidup bagaimana? ini harus dilihat. Harus libatkan, kesmas, soshum, teman-teman logistik, bagaimana masyarakat ada jaminan kepastian, masyarakat aman,” pungkasnya.