Peneliti Unpad Tolak Permintaan Jokowi untuk Percepat Uji Vaksin Covid-19

Penampakan calon vaksin Covid-19 dari China, Sinovac

HALOPADANG.ID — Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengaku menolak permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin agar proses uji klinis calon vaksin Covid-19 dari China, Sinovac dilakukan dalam waktu lebih cepat.

Hal ini diungkap Kusnandi usai diterima Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/7/2020). Ia mengatakan dalam pertemuan itu, Presiden meminta uji klinis dipercepat menjadi tiga bulan saja.

“Presiden mengatakan diusahakan vaksin ini cepat ada kalau bisa 3 bulan. Saya sampaikan tidak bisa 3 bulan karena kita harus melakukan dengan hati-hati dan dengan benar,” jelas Kusnandi yang merupakan dosen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Ia mengatakan prosedur uji klinis vaksin punya tata cara yang diatur secara internasional oleh WHO.

Baca Juga :  Jelang Laga Timnas U-23 vs Guinea U-23, Andre Rosiade Bertolak ke Paris Bareng Erick Thohir

“Tidak boleh dipercepat karena nanti akhirnya tidak baik, malah vaksin ini tidak terpantau efek sampingnya dan manfaatnya,” imbuh Kusnandi yang sudah meneliti vaksin sejak lebih dari 20 tahun dan telah mengerjakan 32 kali uji klinis vaksin di Indonesia itu.

Sebelumnya diwartakan bahwa uji klinis calon vaksin Covid-19 dari Sinovac targetnya rampung pada Januari 2021. Setelah itu Bio Farma berencana memproduksi vaksin tersebut mulai April.

Calon vaksin Covid-19 dari Sinovac itu sendiri telah tiba di Indonesia baru-baru ini. Di Indonesia calon vaksin itu akan menjalani uji klinis tahap III. Selain di Indonesia, calon vaksin itu juga diuji di sejumlah negara lain.

Baca Juga :  Jelang Laga Timnas U-23 vs Guinea U-23, Andre Rosiade Bertolak ke Paris Bareng Erick Thohir

Menurut Kusnandi di Indonesia uji klinis itu akan melibatkan 1.620 orang relawan yang berusia antara 18 – 59 tahun dan kondisi sehat.(002/Suara)