HALOPADANG.ID — Utang pemerintah masih terus bertambah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan peningkatan ini terjadi karena adanya ketidakpastian yang dipengaruhi kondisi global maupun domestik.
Sri Mulyani menyebutkan pembiayaan utang pemerintah hingga periode 31 Juni 2020 tercatat Rp 421 triliun atau tumbuh 132% dibandingkan periode Mei 2019 yang sebesar 2,9%.
“Kita telah realisasi pembiayaan utang secara total Rp 421,5 t atau 34,5% terhadap Perpres 72 (perubahan APBN), growth 132,2%” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/6/2020).
Pembiayaan utang ini terdiri dari surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 430,4 triliun atau 36,7 % terhadap perubahan APBN dengan pertumbuhan 119,9%. Lalu untuk pinjaman realisasinya 8,9% atau tumbuh 39,2%.
Sedangkan untuk pembiayaan investasi tercatat 6% terhadap perubahan APBN. Kemudian pemberian pinjaman Rp 0,9 triliun atau tumbuh 46%.
Sri Mulyani mengatakan untuk mendukung pembiayaan APBN dalam penanganan COVID-19 ini telah disepakati SKB I dan II antara pemerintah dan BI pembiayaan untuk public goods sebesar Rp 397 triliun akan diserap BI dengan private placement.
“Pemulihan ekonomi nasional juga dilakukan melalui pembiayaan investasi,” terangnya.