Sudah 70 Rumah Hancur karena Abrasi, Normalisasi Muara Air Haji Ditarget 210 Hari

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat meninjau kondisi Pantai Muara Air Haji, Pesisir Selatan, yang setiap tahun jadi langganan bencana abrasi. (dok. istimewa)

HALOPADANG.ID –Pantai Muara Air Haji Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) kerap ditimba bencana abarasi. Sejak 2008 lalu, sudah 70 rumah hancur karena abrasi. Selain itu, abrasi juga merusak ratusan hektare sawah perladangan. Oleh karena itu, infrastruktur pengamanan pantai menjadi sebuah keniscayaan.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat meninjau pembangunan infrastruktur irigasi dan pengamanan pantai di Muara Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Pessel, Rabu (15/7/2020). Nasrul Abit berharap, pengerjaan yang menyerap APBD hingga Rp1.870.397.383 itu terlaksana tuntas sesuai harapan masyarakat.

“Sejauh ini kita sangat puas dengan proses pekerjaan yang masih berlangsung. Kita berharap untuk kelanjutan, masyarakat berpartisipasi dalam pembebasan lahan. Sebab ini dari kita untuk keselamatan kita juga,” kata Nasrul Abit, didampingi Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar, Perwakilan dari Balai Jalan Wilayah III Sumbar, dan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera V.

Selama ini, kata Nasrul Abit, saat terjadi pasang naik dan musim hujan, maka kawasan Kabupaten Pesisir Selatan memang daerah yang terdampak parah karena abrasi pantai. Oleh karenanya normalisasi dan pengamanan pantai memang sebuah keniscayaan dan kebutuhan mendesak.

“Sejak 2008 itu sudah 70 rumah hancur karena abrasi. Tentu kita tidak ingin kejadian seperti ini terus membayang-bayangi masyarakat kita di pesisir pantai. Alhamdulillah kita sudah duduk dengan pemangku kepentingan setempat, seperti wali nagari dan niniak mamak, agar pelaksanaan normalisasi ini terus mendapat dukungan penuh masyarakat,” sebut Nasrul Abit lagi.

Di saat bersamaan, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar Rifda Suriani mengatakan, bahwa keresahan warga atas gelombang air laut dan abrasi pantai di Muara Air Haji sudah lama terjadi. Oleh karena itu pembangunan tanggul pemecah ombak dan batu grip ini diharapkan menghilangkan keresahan tersebut.

“Dalam 210 hari pengerjaan kita harapkan bisa selesai dan masyarakat bisa tenang. Anggaran untuk proyek ini sekitar Rp1,8 miliar untuk membangun tanggul batu grip,” ucap Rifda. (ZY-06)