Geliat Bunga Krisan dan Kopi Payo di Kota Solok

solok
Wali Kota Solok Zul Elfian didampingi Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Jefrizal,S.Pt,MT, Kepala Dinas Pertanian Ir. Ikhvan Maroza, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Drs. Dedi Asmar serta Kepala Bidang Pertamanan Zulkifli, menerima kunjungan Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia Liferdi Lukma di Payo Kota Solok.

HALOPADANG.ID– Bunga Krisan Payo di Kota Solok ditargetkan menjadi komoditi ekspor. Namun saat ini pengembangannya masih setengah jalan. Ke depan, diharapkan stok Bunga Krisan Payo tidak pernah terputus untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Hal itu disampaikan Wali Kota Solok Zul Elfian di hadapan Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Liferdi Lukman, saat gelaran Rapat Koordinasi (rakor) di lingkungan Pemko Solok, Bertempat di Balairung 99 Rumah Dinas Wali kota Solok, Rabu (15/7).

Ia mengajak seluruh OPD untuk dapat manfaatkan kehadiran, meminta masukan dan bimbingan serta arahan kepada Direktur, terutama mengenai kemajuan pertanian Kota Solok.

“Terimakasih kepada direktur yang telah mengalokasikan anggaran untuk Kota Solok dalam membangun Green House di Payo,” ujar wako.

Selanjutnya, dikatakan Zul, selain pengembangan bunga krisan, juga ada Kopi Payo yang sudah terkenal sejak 1840. Meski sempat meredup, tapi saat ini mulai terangkat lagi.

“Kami tidak boleh setengah-setengah membangun ini, Krisan dan Kopi Payo harus terus kami kembangkan untuk menjadi ciri khas Kota Solok. Keseriusan semua pihak terkait harus kita tingkatkan,” sebut wako.

Kepada direktur,Zul meminta trik-trik dari direktur buah dan florikultura dan mempromosikan Bunga Krisan Payo di berbagai media, sehingga semakin dikenal di Indonesia bahkan dunia.

Sementara itu, Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Liferdi Lukman, memberikan semangat kepada Pemerintah Kota Solok dalam mengembangkan Bunga Krisan Payo hingga nantinya akan menjadi komoditi ekspor.

Putra asli Solok tersebut, menyebutkan bahwa di Kementerian Pertanian akan selalu memprioritaskan daerah yang memang benar-benar didukung oleh kepala daerahnya untuk memajukan sektor pertanian.

“Keseriusan Wako Solok dalam membangun Bunga Krisan Payo dan Kopi Payo sangat kami apresiasi. Semoga ke depannya seluruh pihak terkait sepenuh hati menyukseskan impian ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Buah dan Florikultura tersebut menyerahka program dari Kementan yakni pengembangan buah durian di Kota Solok dan pengembangan kawasan Agrowisata Payo.

Menurut Liferdi, kondisi pandemi Covid-19 ini mengharuskan pelaku usaha florikultura untuk lebih kreatif dalam melakukan inovasi. Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), meminta seluruh elemen masyarakat untuk bahu membahu mendorong inovasi di bidang pertanian.

Liferdi mengapresiasi hal yang dilakukan oleh petani krisan di Kota Solok. Mereka mensiasati pemasaran bunga krisan dengan tetap mematuhi aturan social distancing.

“Penjualan dilakukan melalui media sosial secara online dan door to door ke rumah warga. Mereka melayani pemesanan krisan dengan sistem pesan antar, sehingga warga tidak perlu keluar rumah untuk membeli tanaman krisan,” ucapnya.

Adapun pengembangan krisan utama di Provinsi Sumatera Barat berada di Kota Solok, dan Kabupaten Solok.

“Dalam mendorong pengembangan agribisnis krisan di Kota Solok, Direktorat Jenderal Hortikultura mengalokasikan dana untuk pembuatan 4 unit green house untuk pengembangan bunga krisan dengan total dana 500 jt serta pengembangan buah durian seluas 50 Ha dengan bibit durian 5000 batang pada tahun 2020 ini” ungkap Liferdi. (P-01)