Halopadang.id – Orang-orang sudah sangat bosan berada di rumah. Aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah banyak dilanggar dan seolah tidak diindahkan. Laporan di lapangan memperlihatkan orang-orang masih tetap berkerumun berdesak-desakan seperti di pasar atau mal.
Tentu memang lebih baik jika kita tetap berada di rumah sepanjang waktu, tapi jelas tidak semua orang bisa atau mau melakukannya. Karena itulah memberikan panduan atau tips tentang bagaimana keluar rumah dengan aman masih lebih baik ketimbang berkeras pada aturan tetap di rumah.
Dikutip dari laman Vox pekan lalu, Julia Marcus, epidemiologist penyakit menular dari Harvard, mengibaratkan kondisi saat ini dengan menganjurkan hubungan seksual yang aman di tengah pandemi HIV. Menghindari total hubungan seks akan membuat orang aman dari HIV, tapi tentu orang tidak mau melakukannya, maka lebih baik memberi mereka panduan tips atau alat bagaimana berhubungan seks seaman mungkin.
Yang terbaik bisa orang lakukan di tengah pandemi Covid-19 ini masih sama dengan aturan sejak dua bulan lalu: tetap berada di rumah untuk menghindari tertular atau menulari virus corona sampai ada vaksin atau pengobatan efektif ditemukan. Itu terutama berlaku bagi mereka yang sakit, yang sudah seharusnya sebisa mungkin menghindari menularkan virus corona kepada orang lain.
Tapi tidak semua orang bisa tetap berada di rumah. Tetap ada orang yang perlu keluar untuk bekerja atau memang sudah sangat bosan di rumah. Jadi apa yang bisa orang lakukan untuk melindungi diri jika harus keluar rumah?
Sebagian anjuran sudah kita dengar sejak dua bulan lalu: Sering cuci tangan dengan sabun, jangan sentuh bagian wajah, pakai masker, hindari berbagi benda bersama dan jauhi kerumunan, tetap jaga jarak aman setidaknya 1,5-2 meter dari orang yang tidak tinggal bersama Anda.
Sejumlah tips lain termasuk masih baru.
1. Tetap Berada di Luar Ruangan
Para ahli secara konsisten memberikan saran bagi orang yang akan keluar rumah. Jika Anda bisa melakukan sesuatu di luar ruangan maka lakukanlah di luar ruangan. Hindari melakukan sesuatu di dalam ruangan.
Virus corona bisa menyebar lewat percikan yang mengambang di udara lalu mendarat di permukaan yang biasanya bisa tersentuh oleh tangan. Aktivitas di luar ruangan mencegah penyebaran virus semacam itu.
Pertama, udara terbuka akan membuat percikan yang mengambang di udara akan lebih sulit mengenai orang. “Aroma dari masakan di dapur akan tercium lebih lama di dalam rumah ketimbang ketika orang memasak di luar rumah. Memang dari sananya begitu,” kata Cyrus Shahpar, direktur Resolve to Save Lives.
Yang terpenting: hindari berada di dalam ruangan yang membuat Anda bisa berdesakan dengan orang dalam jarak kurang dari 1,5-2 meter untuk waktu cukup lama. “Ini semua soal kepadatan, Soal durasi berapa lama Anda berada di kerumunan,” kata Shahpar.
Yang kedua, lebih mudah menjaga jarak aman di luar ruangan ketimbang di dalam ruangan.
Ketiga, berdasarkan sejumlah bukti, udara panas, hangat, bisa membunuh virus corona dan kelembapan bisa mencegah percikan mengambang di udara hingga terbang ke orang lain. Cuaca memang tidak cukup untuk menghentikan virus corona–seperti yang terjadi di negara beriklim panas, hangat, tropis dan lembap semisal Ekuador, Singapura–tapi setidaknya anjuran itu bisa membantu.
Sebuah penelitian dari China (meski belum diulas sesama ahli) memperlihatkan setiap wabah dengan tiga atau lebih kasus terjadi di dalam ruangan. Penelitian lain (juga belum diulas sesama ahli) di Jepang menemukan, penularan Covid-19 terjadi di lingkungan tertutup 18,7 kali lebih besar ketimbang di lingkungan terbuka.
Jadi jika Anda ingin bertemu teman, lakukan di luar ruangan dan jaga tetap jangan terlalu ramai. Kalau ingin makan di restoran pilih yang duduknya di luar ruangan. Kalau ingin lari, berolah raga, lakukan di lapangan, taman, jalan, ketimbang di gym, pusat kebugaran. Sebagian ahli menganjurkan para pengambil kebijakan melakukan aktivitas mereka di luar ruangan–misalnya pengadilan atau menutup ruas jalan supaya para pejalan kaki bisa memanfaatkan jalanan.
Pengecualian tentu adalah rumah Anda sendiri. Selama Anda tetap tinggal serumah dengan keluarga atau kerabat maka tempat itu aman jika tidak ada yang sakit.
2. Lakukan Praktik Hidup Bersih
Anda mungkin sudah mendengarnya jutaan kali, tapi memang layak diulangi: cuci tangan sesering mungkin dan jangan sentuh wajah. Jika Anda akan sering keluar rumah maka saran itu sangat penting.
Penelitian memperlihatkan virus bisa hidup cukup lama hingga beberapa jam bahkan hari di berbagai permukaan benda. Jika Anda menyentuh permukaan-permukaan itu lalu menyentuh wajah Anda maka Anda bisa tertular dengan masuknya virus dari mata, hidung, mulut.
Tidak menyentuh wajah memang bukan perkara mudah. Ini soal kebiasaan, tapi kita harus menghindarinya.
Untuk soal cuci tangan, lakukan sesering mungkin–sebelum, sedang, dan setelah dari luar rumah. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik dan jangan lupa bagian punggung tangan. Jika Anda tidak punya air maka hand sanitizer dengan alkohol 60 persen juga bisa.
Betul, praktik hidup bersih memang melelahkan dan kita sudah bosan mendengarnya berulang kali. Tapi kalau kita ingin meminimalkan risiko tertular maka lakukan saja.
3. Pakai Masker
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyarankan pemakaian masker di tempat umum yang biasanya sulit untuk menjaga jarak aman, misal di toko swalayan, pasar.
Sejumlah ahli lain dan pemerintah mewajibkan pemakaian masker di mana pun ketika Anda di luar rumah di tengah pandemi ini.
Alasan utama adalah untuk mencegah penularan dari orang yang memakai masker kepada orang lain, dari orang yang positif tapi tanpa gejala kepada orang lain. Jika Anda memakai masker maka lebih kecil peluangnya Anda menyebarkan virus dari percikan saat bernapas, berbicara, bernyanyi, tertawa, batuk, bersin, atau apa pun yang bisa Anda lakukan dengan mulut dan hidung.
Masker juga melindungi Anda dengan menghalangi percikan dari orang lain ke depan mulut dan hidung Anda (jika Anda memakai masker dengan benar yaitu menutupi mulut dan hidung).
Penelitian tentang masker memang belum banyak, tapi sejumlah bukti menyatakan selama Anda memakai masker dengan benar, penelitian mengatakan masker juga mengurangi penularan penyakit lain. Sejumlah ahli berkesimpulan, masker mempunyai peran penting dalam penanganan pandemi Covid-19 di sejumlah negara Asia seperti Korea Selatan dan Jepang.
Jika tidak ada masker medis atau bedah, masker kain pun sudah memadai.
Masker bukan alasan untuk melonggarkan praktik hidup bersih. Bahkan Anda sebaiknya mencuci tangan dulu sebelum melepas masker. Buang masker sekali pakai yang sudah digunakan dan cuci masker yang bisa dipakai berulang kali.
Wajar jika Anda agak kesulitan bernapas ketika memakai masker untuk waktu lama. Tapi ketidaknyamanan itu masih lebih mendingan ketimbang tertular virus karena tidak pakai masker.
4. Hindari Kerumunan
Jaga jarak aman 1,5 hingga 2 meter dari orang lain yang tidak tinggal bersama Anda. Makin dekat Anda dengan orang lain maka makin besar kemungkinan tertular dan sebaliknya.
Penelitian di Korea Selatan memperlihatkan 43,5 persen penularan terjadi di ruangan lantai 11 sebuah pusat informasi (call center). Meja-meja dan kursi yang rapat berperan besar dalam penularan.
Seorang yang berolah raga lari melintas dekat Anda bukanlah akhir segalanya. Tapi jika Anda berada kurang dari 1,5 meter dengan orang lain dalam waktu lama maka itu berbahaya.
“Dua hal yang kita khawatirkan adalah jarak kita dengan orang lain dan berapa lama kita bersama orang itu,” kata Crystal Watson, akademisi senior di Pusat John Hopkins untuk Keamanan Kesehatan.
Ini juga berlaku untuk di luar ruangan. Meski lua ruangan lebih aman ketimbang di dalam ruangan, lebih baik hindari kerumunan di taman, pantai, atau tempat lain. Orang yang tidak tinggal bersama kita jangan berkumpul berdekatan dalam jangka waktu lama.
Jadi jika Anda ingin makan di restoran, hindari restoran yang sudah penuh. Kalau mau ke pantai lihat mana lokasi yang orangnya tidak terlalu ramai. Jika Anda harus mengadakan acara dengan banyak orang atau bertemu teman, keluarga, jaga jarak dan hindari salaman, pelukan, atau berciuman.
Di kendaraan umum biasanya orang berdesakan, hindari sebisa mungkin. Pilih yang tidak terlalu penuh. Kalau Anda bisa pakai kendaraan lain, gunakan, biarkan tempat Anda di kendaraan umum dipakai orang lain yang tidak punya pilihan.
5. Hindari Berbagi Permukaan Benda
Jika virus corona menyebar lewat percikan yang mendarat di berbagai permukaan, maka cara untuk menghindarinya adalah tidak berbagi permukaan semaksimal mungkin.
Jika Anda di luar rumah, hindari menyentuh benda-benda yang disentuh banyak orang, seperti pegangan sesuatu, ayunan, seluncuran, kursi taman, atau setidaknya bersihkan dulu sebelum menyentuhnya. Kalau Anda harus memakai kendaraan umum atau masuk ke ruangan yang bukan rumah Anda maka hindari sebanyak mungkin menyentuh permukaan benda-benda.
Kalau Anda bertemu orang yang tidak tinggal bersama Anda, hindari pemakaian gelas, mainan, berbagi makanan atau benda lain yang dipakai bersama.
6. Keluar Rumah Sekali untuk Kebutuhan dalam Waktu Lama
Kalau Anda harus keluar rumah karena bekerja atau membeli makanan atau karena sudah sangat bosan maka satu cara untuk meminimalkan risiko tertular adalah dengan keluar rumah sekali saja untuk kebutuhan dalam jangka waktu lama alias menyetok kebutuhan.
“Bukan ide yang bagus untuk pergi ke toko setiap hari,” kata Jen Kates, direktur kesehatan global dan kebijakan HIV di Yayasan Keluarga Kaiser. “Anda tidak mau berpeluang tertular virus dari orang sesering mungkin.”
Untuk melakukan ini maka Anda perlu membuat prioritas keperluan. Jika Anda harus membeli sesuatu maka belilah sebanyak yang Anda mampu dalam sekali jalan dan bikin rencana dulu supaya tidak ada yang terlupa.
Ini juga berlaku untuk pertemuan dengan orang lain. Kalau Anda baru bertemu teman maka beberapa hari atau pekan setelahnya baru Anda bisa keluar rumah lagi bertemu mereka atau orang lain. Jangan sering-sering. Mengurangi rencana keluar rumah tetap lebih baik. (002)