HALOPADANG.ID — Peristiwa tertukarnya jenazah laki-laki yang akan dimakamkan di Pagesangan Surabaya, dengan jenazah perempuan yang beralamat di Wonocolo Pabrik Kulit, Surabaya mendapatkan penjelasan dari pihak rumah sakit, yakni Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani Surabaya.
Kabag Humas dan Pemasaran RSI A Yani Surabaya, Budhi Setianto menjelaskan bahwa tertukarnya jenazah dilakukan oleh petugas pemulasaraan jenazah dari rumah sakitnya tersebut. Dan, Kedua jenazah tersebut juga berasal dari rumah sakit itu.
Kenapa jenazah itu bisa tertukar, kata Budi, petugas yang sedang bertugas tersebut tak melakukan salah satu prosedur pemulasaraan jenazah. Prosedur yang tak dilakukan berupa pengecekan urutan peti dengan nama yang tercantum di peti jenazah.
“Akibat kejadian itu petugas salah mengambil peti jenazah. Ini pertama kali terjadi. Kami juga sudah memberi peringatan kepada petugas yang salah sekaligus peringatan bagi petugas yang lain agar tak terulang kembali,” jelasnya saat dihubungi SuaraJatim.id, Rabu (24/6/2020).
Karena tertukar, lanjut Budhi, jenazah laki-laki diantarkan ke alamat jenazah perempuan begitu juga sebaliknya. Namun, sebelum dimakamkan, pihak keluarga kembali mengecek kebenaran jenazah dari stiker kecil yang tertempel di peti jenazah.
“Jenazah pun akhirnya dikembalikan ke rumah sakit beserta petinya untuk ditukar jenazah yang seharusnya,” lanjut Budhi.
Budhi sebagai perwakilan dari rumah sakit meminta maaf atas kejadian yang terjadi kepada pihak keluarga yang bersangkutan. Pihak keluarga juga sudah mendapatkan penjelasan bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan sudah mengerti kondisinya.
“Kami sudah meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak keluarga dan menjelaskan kepada mereka apa yang terjadi. Alhamdulillah keluarga sudah mengerti apa yang terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu, mengenai status keduanya dalam kasus Covid-19, Budhi mengatakan belum bisa mengkonfirmasinya apakah statusnya ODP, PDP atau positif. Ia memastikan kedua jenazah sudah dimakamkan dengan protokol pemakaman Covid-19.
“Kedua jenazah dipastikan dimakamkan dengan protokol Covid-19. Apa yang terjadi saat itu mungkin petugas kami kelelahan karena memang pasien yang dirawat dan meninggal dalam kondisi banyak. Insyaallah peristiwa serupa tak akan terjadi lagi,” tutupnya.(002/Suara)