Sekolah di Padang Panjang Bakal Dibuka Kembali, Satu Pelajaran Hanya 20 Menit

ujian
Ilustrasi pelajar

HALOPADANG.ID–Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang merancang sejumlah skenario penerapan kenormalan baru di seluruh sekolah di Kota Padang Panjang, yang akan dimulai pada tahun ajaran baru 13 Juli mendatang.

Wali Kota Padang Panjang yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang, M. Ali Tabrani, mengatakan hari ini pihaknya telah mulai mensosialisasikan penerapan new normal kepada kepala sekolah di tingkat SD, SLTP dan SLTA.

“Nanti kepala sekolah yang akan mensosialisasikan kepada guru-guru, kemudian guru mensosialisasikan kepada siswa dan wali murid nya,” ungkap M. Ali Thabrani saat dihubungi, Senin (1/6) kemarin.

Adapun penerapan new normal di sekolah-sekolah , antaralain mewajibkan siswa, guru dan warga sekolah memakai masker dari rumah sampai pulang sekolah. Penggunaan masker juga diwajibkan kepada tamu yang datang.

Sekolah- sekolah, kata M. Ali Thabrani, juga diwajibkan melakukan cek suhu. Pihak sekolah memastikan suhu tubuh siswa ketika akan masuk ke dalam lingkungan sekolah di bawah 38 derajat, tidak lebih dari 37 derajat.

“Siswa, guru, warga sekolah, dan tamu-tamu yang datang diukur suhu tubuhnya sebelum memasuki sekolah,” ungkapnya.

Dikatakan Ali Thaibrani, bagi siapa saja yang melebihi suhu yang ditetapkan, akan dicatat, dipulangkan. Yang bersangkutan kemudian disarankan melakukan pemeriksaan ke puskesmas.

Sekolah juga diminta membuat tempat cuci tangan. Seluruh warga sekolah mencuci tangan dahulu sebelum memulai aktifitas dengan air yang mengalir menggunakan sabun, sesuai protap kesehatan. “Setelah pulang, siswa juga harus cuci tangan lagi,” lanjut M. Ali Thabrani.

Kemudian, katanya, kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi dua shift. Namun tidak berlaku kepada sekolah berbasis asrama seperti pesantren.

“Dalam satu kelas misalnya 30 siswa, maka dibagi 15 – 15. Dengan demikian durasi waktu dipotong menjadi dua. Kalau 40 menit satu jam pelajaran dibagi menjadi 20 menit untuk shift pertama dan 20 menit shift kedua. Lama guru di sekolah seperti biasa. Hanya saja jumlah tatap muka siswa menjadi 40-50 persen,” kata Kadis.

Menyikapi durasi belajar mengajar yang tidak seperti biasa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang meminta guru berkreasi dan berinovasi, mengembangkan bahan ajar, lalu mengaktifkan pembelajaran jarak jauh melalui tugas-tugas.

Dalam proses belajar mengajar diatur tempat duduk dengan menjaga jarak. Minimal berjarak 1 meter. Siswa memakai kursi dan meja yang tetap, dikasih merek atau nomor, menghindari pertukaran.

Siswa tidak dibenarkan saling pinjam alat pembelajaran secara bergantian. Mereka tidak boleh saling pinjam dan harus menggunakan peralatannya sendiri.

“Karena waktu belajar yang terbatas, tidak ada waktu keluar main, kegiatan ekstrakurikuler juga tidak ada untuk sementara waktu,” kata M. Ali Thabrani.

Siswa membawa bekal makanan dari rumah. Kantin sekolah masih dalam pertimbangan untuk dibuka.” Bila dibuka tentu harus memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19, baru dizinkan, tetapi tidak boleh makan di tempat,” lanjutnya.

Setelah melakukan proses belajar mengajar, setiap sekolah wajib melakukan penyemprotan disinfektan terhadap ruang kelas, ruang ruang tertentu, perpustakaan. ” Fungsi UKS nantinya harus lebih ditingkatkan terutama dalam pencegahan Covid,” katanya.

Sekolah-sekolah diminta membuat spanduk atau pamflet yang berisi edukasi terkait dengan pencegahan covid serta langkah yang harus dilakukan.

“Setiap sekolah wajib membuat spanduk, minimal 1 di depan pintu gerbang agar dapat dibaca langsung secara jelas setiap siswa, setiap wali murid, warga sekolah sebelum memasuki lingkungan sekolah,” ungkapnya.

Orang tua siswa, lanjut M. Ali Thabrani diminta untuk memperkuat daya imun anak dengan mengkonsumsi berbagai asupan yang mengandung vitamin.

Dikatakan, Dinas Pendidikan akan fokus ke sekolah-sekolah. Penerapan kegiatan itu, menurut M. Ali Thabrani harus berlangsung sesuai yang diinginkan.

Agar terlaksana dengan baik, Dinas Pendidikan dan kebudayaan akan membentuk tim yang memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan di lapangan.

Semua sekolah akan dikunjungi, dimonitor sejauh mana protokol kesehatan Covid-19 di sekolah dijalankan. Kemudian sejauh mana informasi terkait protokol kesehatan Covid-19 sudah sampai.

“Kami akan mengevaluasi agar pelaksanaannya lebih baik dari waktu ke waktu. Saat ini kita telah mensosialisasikan kepada kawan kawan guru, tingkat SD, SLTP, lalu SLTA dengan berkordinasi dengan cabang wilayah satu Bukittinggi,” tutupnya. (N-01)