HALOPADANG.ID—Kota Solok masih bisa mempertahan wilayahnya dari serangan virus corona (covid-19) atau masuk kategori zona hijau. Hal itu bisa diketahui tidak ditemukannya pasien yang positif corona bahkan tidak ada Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Bahkan empat orang yang sebelumnya dinyatakan Orang Tanpa Gejala (OTG) di Kelurahan VI Suku, Kota Solok dinyatakan negatif setelah hasil swabnya keluar pada Jumat (8/5) pagi.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Solok, Nurzal Gustim, mengatakan, pasien tersebut negatif corona, tetapi tetap harus mengikuti isolasi mandiri.
“Pagi tadi (kemaren, red) keluar hasilnya. Tapi tetap harus isolasi sampai selesai 14 hari,”ucapnya.
Disampaikannya, tes swab tersebut dilakukan dua kali jika yang bersangkutan (OTG) tersebut ada indikasi medis (positif), maka dilakukan te swab ulang 10 hari kemudian. Namun hasilnya negatif.
“Makanya Dinkes lebih milih swab ketimbang rapid. Karena rapid malah tidak dianjurkan,” ujarnya.
Sebelumya empat warga Kota Solok menjadi OTG setelah diketahui dari hasil tracking, punya kontak erat dengan keluarganya yang sudah positif corona di RSUD Padang Panjang (klaster Panyalaian).
Pelacakan bermula paa seorang keluarganya tersebut bekerja sebagai tenaga medis di RSUD Padang Panjang dan pernah kontak dengan pasien dari Jakarta (positif corona) di RSUD tersebut pada 21 April. Dan pada 23-24 April si petugas medis itu pulang ke Solok tempat keluarganya. Hasil tes yang bersangkutan (tenaga medis) positif tanggal 30 April. Jadi, secara prosedurnya keluarganya yang di Keluarahan VI Suku, Kota Solok menjadi OTG sebanyak 4 orang.
Mereka diminta untuk isolasi mandiri di rumah dan dites swab. Bahkan 4 orang yang satu keluarga tersebut sempat menolak, dan setelah diberi pemahaman oleh petugas akhirnya ia mau ikut tes swab.
Logistik
Empat warga OTG pada Rabu (6/5) sempat protes terkait karena tidak adanya bantuan logistik.
Pantauan di lokasi rumah OTG, seorang pria memakai masker sempat mengatakan niat kepada seorang warga untuk keluar rumah membeli makanan, karena tidak adanya bantuan logistik. Sementara ia dilarang untuk keluar rumah.
Pria tersebut meminta kepada salah seorang warga untuk meminta bantuan kepada pihak terkait untuk memberikanya logistik.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Solok, Nurzal Gustim menyampaikan, hal tersebut sudah dibahas dalam rapat bersama gugus tugas, camat dan lurah.
“Kemarin itu ternyata sudah ada kesepakatan keluarga dengan petugas bahwa keluarga mereka yang bergantian mensuplai logistik. Pas rapat tadi dengan camat dan lurah. Diminta Lurah untuk mengkoordir itu,” ucapnya.(P-01)