Wagub Minta Ditutup, Wako Padang Kekeuh Jalankan Pesantren Ramadan

ilustrasi.IST

HALOPADANG.ID – Polemik soal pelaksanaan pesantren ramadan saat pandemik covid membubung di Sumbar memicu silang pendapat dua pemimpin. Wakil Gubernur Audy yang mendapat masukan dari wali murid, meminta pemerintah menutup Pesantren Ramadan secara tatap muka. Namun, Wali Kota Hendri Septa beranggapan tak ada alasan tepat untuk menghentikan Pesantren Ramadan.

Hendri Septa mengaku akan menghentikan sementara kegiatan pesantren Ramadan khusus untuk masjid yang ada kasus konfirmasi saja. Secara keseluruhan, ia tak akan menghentikan. Hendri beranggapan kasus di Padang lebih terpusat dan yang terbanyak hanya terjadi di pesantren Ar Risalah.

Dikutip dari situs resmi Pemprov Sumbar, sumbarprov.go.id, Wako Hendri mengatakan untuk konfirmasi di Pesantren Ar Risalah, Jumat (23/4/2021) akan dilakukan swab kedua untuk memastikan hasil konfirmasi.

“Untuk di Pesantren Ar-Risalah, siswa dan tenaga pendidik yang positif tidak kita pulangkan, melainkan kita isolasi di pesantren saja. Dan, Jumat besok kita swab kedua, mudah-mudahan kita berharap hasilnya menurun,” harap Hendri pada kegiatan rapat koordinasi melalui vidcon bersama seluruh bupati dan walikota dan instansi terkait lainnya, di Auditorium Gubernuran, Kamis (22/4/2021).

Apa yang dikatakan politisi PAN itu diperkuat oleh stafnya di Balaikota Padang. Asisten I Sekretaris Daerah Kota Padang, Edy Hasymi mengatakan, kegiatan pesantren Ramadan tetap berlanjut dengan protokol kesehatan yang super ketat. MUI juga mendukung dengan kegiatan pesantren ini.

Asisten I Sekretaris Daerah Kota Padang, Edy Hasymi mengatakan, kegiatan pesantren Ramadan tetap berlanjut dengan protokol kesehatan yang super ketat. MUI juga mendukung dengan kegiatan pesantren ini.

“Kecuali ada kasus nanti mungkin (dihentikan). Tadi juga ada dukungan dari MUI. Kasus yang banyak di Padang kan bukan di lokasi pesantren Ramadan, tapi asrama pondok pesantren Ar Risalah, terpusat,” kata Edy yang dirilis langgam.id.

Hal ini merupakan hasil rapat gabungan yang dipimpin Wali Kota Padang Hendri Septa bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Padang di hari yang sama.

Edy mengungkapkan hasil rapat juga disepakati bahwa akan ada pengawasan dilakukan oleh pihak kecamatan. Pengawasan protokol kesehatan dipantau setiap hari di setiap masjid.

“Bentuk pengawasan, pak camat menunjukkan satu orang melakukan pengawasan protokol kesehatan. Jika kedapatan tidak memakai masker langsung ditegur, ini untuk menjawab keraguan tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, dalam rilisnya pada media saat berada di Bukittinggi, Wagub Audy Joinaldy yang sempat dibully netizen saat pertama kali memunculkan opsi penghentian sementara pesantren ramadan tahun ini, bergeming. Ia meminta kepala daerah yang menggelar kegiatan ini sementara menyusul tingginya jumlah warga yang terpapar virus ini.

Saya kemaren berkomentar kepada kabupaten kota, kepala daerah agar sebaiknya dipertimbangkan sekolah dan pesantren Ramadan ditutup, itu saya sampai di-bully orang banyak kan,” kata alumni IPB Bogor ini.

Ia menjelaskan, usulan itu berdasarkan fakta banyaknya klaster besar yang berasal dari sekolah, mulai dari sejumlah sekolah di Padang, Sawahlunto dan Padang Panjang. Terakhir di Kota Padang paling banyak yaitu di salah satu pesantren. Pesantren yang dimaksud oleh Wakil Gubernur itu adalah Pesantren Ar Risalah. Dalam pemberitaan terakhir media ini, jumlah yang terpapar covid di pesantren tersebut mendekati angka 200 orang, tepatnya 198 orang. (HP-002)