Wisata Alam? Siapkan Diri Untuk Menikmati Eloknya Geopark di Sumatera Barat

Sebagian dari 13 Telaga di Gunung Talamau, Pasaman

HALOPADANG.ID – Sumatera Barat (Sumbar) punya ekowisata yang elok? Sebagian mengakuinya. Dan sebagian lainnya juga menyebut itu tak hanya “milik” Sumbar. Karenanya, asset-aset nan elok tadi mestinya lebih dikembangkan agar bisa berdampak bagi pengembangan pariwisata di Sumatera Barat.

“Salah satu potensi Sumbar adalah Geopark yang sudah menjadi substansi dalam RIPKP Sumbar 2014 – 2025 dan RPJMD Tekhnokratik 2021 – 2026, serta sudah mendapatkan dukungan dan Menparekraf saat bertemu dengan Gubernur Sumbar di Jakarta tanggal 4 Februari 2021,”ujarnya.

Sumbar saat ini kata Novrial memiliki tiga Geopark Nasional, Maninjau – Sianok, Sawahlunto dan Silokek.

“Ada empat calon Geopark Nasional lagi yaitu, Talamau, Harau, Singkarak, dan Solok Selatan, ke empat calon itu, Insya Allah tahun ini kita ajukan menjadi satu paket pengajuan menjadi Unesco Global Geopark (UGG), dokumen pengajuan ke UGG sedang disusun oleh Dispar Sumbar dengan melibatkan akademisi, pegiat pariwisata dan insan media seperti JPS,”ujar Novrial.

Tujuh goepark di Sumbar ini kata Novrial nantinya akan mempunyai spesifikasi dan keunikan masing-masing.  Gunung Talamau dengan 13 telaganya,  Maninjau yang merupakan kawah Gunung vulkanik tua Sitinjau, Sianok dan Harau dengan dinding lembah yang indah akibat pergeseran kerak bumi,

“Singkarak yang merupakan pusat patahan simangko, Talang dengan panorama kelas dunia dengan view lima danau. Saawahlunto dan Silokek dengan batuan geologi langka, unik dan variatif, serta gua batu kapal di Solok Selatan yang mempesona,” ujarnya usai diskusi wisata Sumbar yang ditaja Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Sabtu (13/2/2021) di Gubernuran.

Katanya, Wisatawan mancanegara dan minat khusus kata Novrial akan mempunyai pilihan destinasi dan objek yang pasti tidak akan ada di negaranya. “Tujuh Geopark itu jika dipersiapkan dengan baik akan mengangkat nama Sumatera Barat menjadi destinasi kelas dunia yang diperhitungkan,” ujarnya.

Ketujuh geopark diusulkan ke Unesco itu bernama Geopark Ranah Minang (GRM).

“Masuk indikator penilaian Unesco karena GRM mengangkat tema “Bukti Patahan Besar Sumatra” atau the Great Sumatra Fault,”ujar Novrial yang tak sendiri dalam diskusi itu.

Info ini lanjutan diskusi tigabelasan JPS yang juga menghadirkan  pantahelix pariwisata Sumbar seperti Dr Sari Lenggogeni (Pakar Pariwisata Sumbar), M Zuhrizul (pegiat wisata sekaligus owner Lawang Park), Haris (Master Branding), Bundo Wati (pegiat pariwisata).  (HP-002)