Cerita Mahasiswa Korban Penyimpangan Seksual Predator Fetish Pocong

Tangkapan layar

HALOPADANG.ID — Tak banyak mahasiswa Unair yang mau menceritakan kisahnya saat diperdaya predator fetish pocong kain jarik benama Gilang. Selain merasa bersalah, para korban rata-rata trauma dan mengaku peristiwa itu dianggap aib.

Namun salah satu korban berinisial P menceritakan kronologi hingga pelaku melakukan pelecehan kepada dirinya. Dirinya mengaku membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyembuhkan trauma. Penyesalan berkenalan dan bertemu pelaku kerap terlintas di pikirannya.

P merupakan teman satu angkatan di kampus yang sama dengan Gilang. Di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, P merupakan teman baik pelaku dan sering jalan bersama saat awal menjadi mahasiswa baru. Saat itu P tidak menaruh kecurigaan sama sekali jika pelaku mengalami kelainan seksual.

Dan saat penutupan malam penyambutan mahasiswa baru (maba) tahun 2015, P terpaksa menumpang tidur di kos pelaku karena sudah larut malam. Saat itu Gilang menawarkan koban untuk menginap di kosnya yang lokasinya di sekitar kampus. P sendiri enggan menyebutkan kawasan mana tempat kos pelaku saat itu.

“Seharian kami bareng-bareng sebelum kejadian. Yang bersangkutan tidak menunjukkan hal-hal yang janggal, normal apa adanya. Malamnya, sebelum tidur, kami sempat makan dan ngobrol bareng. Karena saya ngantuk berat, saya bilang ingin tidur dulu, dianya mengiyakan, dia bilangnya mau salat dulu,” cerita P dilansir detikcom, Minggu (2/8/2020).

Beberapa saat setelah tidur, entah pukul berapa, P terbangun dan matanya melihat lampu kamar tersebut menjadi terang. Dalam keadaan setengah sadar, tubuhnya sudah tertutup kain.

Awalnya, P berpikir itu adalah bentuk empati dan simpati Gilang kepadanya karena kedinginan. Namun, setelah dipikir lagi, P justru merasakan ada sesuatu yang menyentuhnya.

“Waktu saya setengah sadar, sempat ada yang menyentuh area vital dan tubuh lainnya dan sempat kissing. Kan saya ditutup dari kaki sampai kepala, posisinya kissing terhalang kain. Waktu kejadian itu saya memang nggak punya tenaga, berontak tidak bisa,” tambah P.

Paginya, saat P sadar dan bangun, dia mengingat jika ada sesuatu yang telah terjadi. P pun bertanya kepada pelaku jika seperti ada yang melakukan hal tak pantas terhadapnya. Namun Gilang mengelak.

“Tapi saya terus menceritakan detailnya dan dia mengaku kalau dia sempat melakukan hal itu. Saya syok, karena orang yang saya percayai bisa melakukan hal itu,” ujarnya.

“Semenjak saat itu, saya tidak mau temenan lagi sama dia. Dan dia memang sempat ngejar-ngejar untuk minta maaf. Menyampaikan kalau dia menyesal. Tapi saya tidak peduli,” ucapnya.(002/Detik)