Begitu Mempesona, Inilah Sekeping Eropa di Ranah Minang

Pemandangan memukau kawasan Danau Kembar di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. (Foto: unggahan di grup Facebook @Minang Milenial)

HALOPADANG.ID — Begitu banyak spot wisata di Ranah Minang, hingga tak akan pernah bosan untuk diperbincangkan. Ada sebutan kawasan Mandeh sebagai spot yang disebut bak Raja Ampat dari Barat, bahkan diibaratkan Ha Long Bay versi Minang. Lalu, peternakan sapi Padang Mangateh, di Mungo, Kabupaten Limapuluh Kota yang disetarakan dengan peternakan sapi di New Zealand.

Apakah itu habis? Tentu tidak, karena begitu banyak spot memukau dan menakjubkan di Sumatera Barat.

Beberapa waktu lalu sebuah postingan di grup media sosial di facebook, menampilkan potongan gambar kawasan di tepi danau. “Cubo takok iko dima kok yo, yang pasti iko bukan di Swiss atau New Zealand,” ( Coba tebak ini dimana, yang pasti ini bukan Swiss atau Selandia Baru – Red), demikian kalimat yang menyertai postingan di grup Facebook @ Minang Milenial.

Sontak postingan ini mendapat respons. Usut-punya usut, ternyata postingan itu adalah landscape di Danau Diateh  Danau Dibawah, warga Sumatera Barat lebih sering menyebutnya sebagai danau kembar. Jika diperhatikan, memang mirip benar dengan lokasi atau spot desa di Eropa. Deretan pohon pinus membatasi danau dengan sejumlah bangunan yang diperkirakan adalah villa.

Beberapa waktu lalu, Bupati Solok, Gusmal memang berencana untuk mengembangkan kawasan ini.

“Ada investor yang sudah tertarik,” katanya

Tapi sejak badai Covid-19 melanda Indonesia, termasuk Solok hal ini masih tertahan di tataran wacana dan rencana kerja.

Seputar danau tersebut, detiktravel pernah merilis laporan April 2020 silam. Media ini menyebut Ranah Minang memiliki Alahan Panjang, seperti ada secuil Eropa di Sumatera Barat.

 

 

Begitu terpesona dengan keindahan dan kealamian Danau Kembar, Detik menuangkannya dalam sebuah catatan perjalanan. Halopadang.id menampilkan sebagian catatan tersebut sebagai berikut:

Hawa dingin terasa mulai menusuk ke tulang, tatkala kendaraan minibus yang kami tumpangi berjalan meliuk-liuk mengikuti arah jalan yang mendaki.

Di depan tampak lengang, pandangan memutih saat jalanan yang tertutupi oleh kabut tebal disorot oleh lampu kendaraan.  Dingin sekali. Wajar saja suhunya terasa “nyaris” membeku. Kampung ini memang terletak di kaki Gunung Talang yang merupakan bagian dari gugus Bukit Barisan tepatnya di lereng bagian timur kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, yang berada pada ketinggian 1.400-1.600 meter di atas permukaan laut, sekitar 65 kilometer dari Kota Padang.

Setelah 30 menit menjelang detak jarum jam menunjukkan tengah malam, kami telah menginjakkan kaki di penginapan yang telah dipesan sebelumnya. Maka tak ada pilihan lain, segera masuk ke kamar dan meringkuk dibawah selimut tebal adalah sebuah keputusan yang terbaik saat itu.

Jadi, jika ingin merasakan spot-spot indah Sumbar laiknya di Ha Long Bay, atau Peternakan New Zeland hingga Secuil Eropa di Ranah Minang, silahkan sesuaikan waktu perjalanan anda. (HP-001)