Video Pria Ngaku Eks Pendeta Viral, ’11 Pembantu Saya Tiduri, Dosa Ditebus’

Viral Mantan Pendeta Mengaku Dapat Gaji 4 Juta hingga 11 Wanita Sebelum Mualaf (Twitter)

HALOPADANG.ID — Beredar sebuah video pengakuan seorang pria yang mengaku mantan pendeta yang kini menjadi mualaf. Ia menceritakan pengalamannya sebelum memeluk Islam.

Berdasarkan pengakuan pria itu, ia mendapat gaji Rp 4 juta tiap bulan saat menjadi pendeta.

Video pengakuan mantan pendeta jadi mualaf yang viral di media sosial ini diunggah oleh akun Twitter @PakatDayak, Minggu (5/7/2020).

Dalam video berdurasi 1.54 menit itu, terlihat seorang pria yang duduk di antara dua pria lain. Tiga orang ini memakai baju koko dan peci serta duduk bersila di depan mimbar sebuah masjid.

Pria yang duduk di tengah memegang microphone. Ia diduga merupakan mantan pendeta jadi mualaf.

Pada menit-menit awal, pria itu menyebutkan identitas orang tuanya. Ia juga menceritakan bahwa dirinya sejak kecil dididik untuk menjadi pendeta muda.

“Saya sekolah di STT Palangkaraya, Sekolah Tinggi Teologi Tangkiling. Satu tahun di sana. Tahun 2012 saya lulus, saya jadi pendeta muda,” tutur pria itu.

Ia mengaku diberi banyak fasilitas saat menjadi pendeta, misalnya rumah dan kendaraan.

“Yang orang Islam masuk ke dalam Kristen, itu kami begitu bahagia. Apapun yang ada itu dikasih semua fasilitas, termasuk saya,” katanya.

Ia menambahkan, “Saya tidak sombong, (digaji) Rp 4 juta satu bulan. Mobil, motor yang saya bawa ini itu hasil dari gereja itu sendiri, hasil dari saya khutbah dimana-mana.”

Bahkan ia mengklaim kalau menjadi pendeta juga diberikan wanita pelayan.

“Sebagai pendeta itu difasilitasi apapun yang kita ingini bisa. Termasuk pembantu cewek. Saya maaf bukan saya ini, di dalam 11 pembantu itu semuanya saya tiduri,” ucapnya.

“Itu dosanya sudah ditebus pak, tenang aja. Bagi saya itu enggak apa, dosa saya, saya seorang pendeta, ngapain mikir dosa,” imbuhnya.

Akun @PakatDayak yang mengunggah video ini pun mengomentari pengakuan pria tersebut.

“Kalau ente mau pindah agama ya hak anda.. Tapi jangan ngibul begini,” ujar @PakatDayak.

“Saya lho orang Palangkaraya. Di mana itu pendeta dikasi fasilitas ++ macam itu di Palangkaraya? Jadi pendeta itu pelayanan dan susah seringkali dikirim ke pedalaman kampung tanpa fasilitas memadai.. Picik sekali,” imbuhnya.

Menurutnya, setelah lulus STT tidak dapat langsung ditasbih menjadi pendeta. Masa praktek sebagai vikaris harus ditempuh terlebih dahulu.

“Saya juga lulusan STT tapi nggak setahun macam dia. Nggak jadi pendeta pulak,” kata @PakatDayak.

Ia melanjutkan, “Tapi saya tahu betapa susahnya untuk dapat gelar Sarjana Theologia. Dikirim ke pelosok untuk melayani bukan dilayani. Hasil praktek jelek, ya kirim lagi ke tempat lain sampai lulus praktek.”