Dampak Corona, Padang Kehilangan Rp170 Miliar dari Hotel

dprd
Ilustrasi

HALOPADANG.ID–Sejak adanya wabah corona, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Padang kehilangan Rp170 miliar pendapatannya dari hotel. Tak hanya hotel, restoran juga kehilangan angka yang tidak jauh berbeda dalam kurun waktu dua bulan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Disparbud Arfian pada Selasa (2/6).

Ia mengatakan, banyak sektor yang mendapatkan imbas dan pendapatannya anjlok parah.

“Rp170 miliar itu satu sektor saja, diikuti restoran yang angkanya tidak jauh beda. Belum lagi bus pariwisata, event yang tidak bisa diselenggarakan, dan masih banyak sektor penunjang lainnya yang ikut terdampak,” terang Arfian.

Arfian menyebutkan, untuk event-event yang mempunyai pengaruh besar untuk mendatangkan wisatawan ke Kota Padang juga tidak bisa diselenggarakan hingga akhir tahun. Mulai dari festival Siti Nurbaya, telong-telong, Tour de Singkarak (TdS), dan event lainnya.

“Event itu memang tidak ada pemasukannya namun pengaruhnya besar untuk mendatangkan wisatawan yang membuat hotel penuh dan restoran ramai. Namun, hingga akhir tahun ini, sufah dipastikan semuanya batal. Kami akan lihat perkembangan dulu di awal tahun 2021 nanti,” lanjut Arfian.

Ia memprediksi, penurunan yang terjadi tersebut sampai menyentuh angka lebih dari 80 persen. Namun, jika keadaan membaik, maka hotel dan restoran akan kembali buka saat PSBB berakhir.

“Kami lihat kondisi, jika memburuk apa boleh buat, namun jika membaik maka bisa jadi hotel dan restoran akan kembali buka dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” tandasnya.

Salah satu penyedia jasa bus pariwisata PT. Armada Bumi Minang salah satu yang mengalami dampak. Pasalnya, hampir tiga bulan bus pariwisata tidak jalan, sejak 15 Maret 2020.

Pemilik PT. Armada Bumi Minang Aditya Nugraha pada Haluan, Senin (1/6) menuturkan, bahwa sebanyak 18 bus pariwisata tidak jalan terdiri dari 16 bus mangkal di pul di jalan Simpang Kalumpang Kampung Jambak, Koto Tangah, dua lagi Malang, Jawa Timur.

“Pada 15 Maret 2020 sampai April 2020, kami telah memulangkan uang muka carteran yang telah diterima sebanyak Rp167 juta. Uang muka itu untuk pembayara sewa bus, tiket pesawat dan kamar hotel,” ungkap Aditya.

Ia menyebutkan, selama lebih kurang tiga bulan bus pariwisata tak jalan dan telah mengalami kerugian sekitar Rp600 juta.

“Jika kondisi ini terus berlanjut kerugian bisa bertambah,” imbuhnya.

Biasanya, lanjutnya, sebelum corona mewabah, armada setiap hari ada yang beroperasi walaupun hanya satu unit dalam sehari. Akan tetapi, pada Jumat, Sabtu, Minggu, rata-rata seluruh armada jalan atau beroperasi untuk melayani perjalanan wisata.

“Akibat tidak beroperasinya bus-bus tersebut, kami terpaksa harus merumahkan sebanyak 27 pegawai, 18 sopir, tujuh kernet, dan dua staf administrasi,” sambungnya.

Meski demikian, pihaknya tetap peduli dan memberikan bantuan kepada pegawai yang dirumahkan itu sebanyak Rp500 ribu per orang, ditambah sembako senilai Rp200 ribu. Bantuan tersebut diberikan kepada pegawainya lantaran rasa kemanusian dan sebagai tanggung jawab perusahaan PT. Armada Bumi Minang. (Q-04)