Remaja Korban Pembacokan di Padang Meninggal, Biaya Perawatan Menunggak Rp77 Juta

Halopadang.id – Setelah melewati masa kritis selama lima hari, Yudha Pratama Putra, korban pembacokan orang tidak dikenal (OTK) akhirnya meninggal dunia. Remaja 16 tahun ini menghembuskan napas terakhirnya di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Jumat (22/5/2020) sekitar pukul 13.15 WIB.

Hal ini dibenarkan Founder Pemuda Padang Berhijrah Winna Wahyuni. Menurut pendamping korban dalam penggalangan dana ini, kondisi Yudha setiap hari terus menurun. Dia mengalami gangguan hati, paru-paru hingga kekurangan darah.

“Tadi pagi mau nyari darah Yudha, tapi siang sekitar pukul 13.15 dinyatakan meninggal dunia. Memang setiap hari kondisi Yudha menurun,” kata Winna dihubungi langgam.id, Jumat (22/5/2020) malam.

Ia mengatakan jenazah Yudha telah dibawa ke rumah duka di kawasan Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pihak keluarga terpaksa memberikan jaminan berupa KTP untuk bisa membawa jenazah pulang.

Sebab, kata Winna, kalau tidak ada jaminan jenazah Yudha tidak bisa dibawa karena masih memiliki tunggakan pembiayaan pengobatan. Yudha diketahui tidak memiliki kartu BPJS, sehingga biaya pengobatan sangat besar selama dirawat di rumah sakit.

“Total biaya Rp82 juta, donasi yang kami lakukan baru terkumpul Rp5 juta dan telah kami serahkan ke rumah sakit. Jadi, Yudha masih ada tunggakan pembiayaan Rp77 juta lagi. Kami berharap adanya bantuan dari para dermawan untuk melunasi,” ujarnya.

Seperti diketahui, Yudha dibacok OTK di kawasan Bypass, persis dekat SPBU Pisang. Kapolsek Pauh AKP Anton Luther menduga kasus pembacokan ini bukan aksi pembegalan karena barang berharga korban tidak sama sekali diambil para pelaku yang diketahui sebanyak empat sepeda motor.

“Jadi bukan kasus pembegalan. Kami duga dari keterangan saksi-saksi, terutama rekannya yang ada di lokasi. Dia melihat empat sepeda motor berhenti lalu mereka turun dan mengejar korban. Ada beberapa dugaan, apakah korban pernah bersiteru dengan pihak para pelaku,” jelasnya.

Anton mengakui ada beberapa keterangan dari saksi Fikri yang selalu berubah-ubah. Namun ia enggan membeberkan, dan meminta semua pihak untuk bersabar agar dapat segera mungkin memproses kasus ini segera terungkap.(002)