Ikuti

Hasil Penelitian: Hampir 80 Persen Orang Dites Positif Covid-19 Tanpa Alami Gejala

enampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].

HALOPADANG.ID — Hanya 22 persen orang yang hasil tes virus coronanya positif dilaporkan mengalami gejala pada saat tes dilakukan. Angka ini berdasarkan data Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS).

Banyak orang yang tidak sadar mereka membawa virus dan menyebarkannya. Petugas kesehatan dan perawat sosial berpeluang tinggi dites positif.

Ini terjadi karena kematian dengan berbagai penyebab di Inggris turun di bawah rata-rata dalam pekan kedua secara berturut-turut. Antara akhir Maret dan Juni, ada 59.000 kematian lebih dari rata-rata lima tahun.

Sementara itu, angka harian pemerintah Inggris yang dirilis pada Selasa menunjukkan 155 orang telah meninggal setelah dinyatakan positif virus corona. Sehingga total kematian menjadi 44.391 kasus.

Angka ini muncul setelah 16 kematian baru dilaporkan pada Senin, tetapi laporan kerap terlambat di akhir pekan.

Survei ONS

Sementara survei ONS mencakup sejumlah kecil tes swab positif (seluruhnya 120 infeksi) sehingga sulit untuk membuat kesimpulan yang kuat tentang siapa yang paling mungkin terinfeksi, ada beberapa pola yang muncul dalam data, sebagaimana dikutip dari BBC, Kamis (9/7):

– Mereka yang bekerja di bidang perawatan kesehatan atau sosial, dan bekerja di luar rumah secara umum, lebih mungkin hasil tesnya positif.

– Orang-orang dari latar belakang etnis minoritas lebih mungkin untuk memiliki tes antibodi positif, menunjukkan infeksi di masa lalu.

– Orang kulit putih adalah yang paling tidak proporsional untuk dites positif.

– Ada juga beberapa bukti orang yang tinggal dalam rumah yang lebih besar lebih mungkin untuk dites positif daripada orang di rumah yang lebih kecil.

Walaupun laki-laki lebih rentan meninggal karena virus corona daripada perempuan, penelitian ini tidak menemukan perbedaan dalam seberapa besar kemungkinan mereka tertular infeksi.

Angka-angka didasarkan pada tes orang yang dipilih secara acak di Inggris – orang yang tinggal di rumah perawatan atau lembaga lain tidak termasuk dalam penelitian ini.

Beberapa orang yang dites positif tanpa gejala dapat mengalami gejala, atau mereka mungkin sudah memiliki gejala dan berhasil menghilangkannya.

Penyebaran Virus Tanpa Gejala

Pada Senin, PM Inggris, Boris Johnson menyinggung soal bagaimana penyebaran tanpa gejala dapat berkontribusi pada kasus virus corona di rumah perawatan.

Komentarnya memicu kemarahan pelaku sektor rumah perawatan saat Johnson mengatakan, “terlalu banyak rumah perawatan tidak benar-benar mengikuti prosedur”.

Belakangan, Menteri Urusan Bisnis, Alok Sharma mengatakan, maksud PM ialah “tidak ada orang pada waktu itu yang tahu bagaimana prosedur yang benar”, karena kurangnya pemahaman tentang tingkat penularan tanpa gejala pada awal wabah.

Penularan asimptomatik telah diperingatkan oleh WHO dan penasihat ilmiah pemerintah, tetapi mereka tidak dapat mengukur seberapa besar risikonya.

Sementara itu, 22 persen dalam penelitian ONS melaporkan gejala pada hari itu, kelompok yang lebih besar – sepertiga (33 persen) orang yang dites positif terkena virus corona – melaporkan memiliki gejala baik pada hari tes dilaksanakan atau pada tes sebelumnya atau berikutnya.

Jadi 78 persen yang tidak melaporkan gejala pada hari tes termasuk orang “pra-gejala” dan “tidak bergejala” – mereka yang tidak akan pernah mengalami gejala yang terlihat.

Sementara itu, kematian mingguan di Inggris sedikit di bawah rata-rata untuk tahun ini dengan 10.267 terdaftar pada 26 Juni, dan lebih rendah dari pekan sebelumnya.

Ada 651 kematian tercatat yang menyebutkan Covid-19 yang masih di melampaui jumlah yang tercatat pada pekan lockdown diumumkan yaitu sebanyak 607 kasus.

Exit mobile version